Nadine Chandrawinata & Dimas Anggara: Menjaga Lingkungan Itu Dimulai Dari Rumah

Perilaku hidup sehat itu bukan hanya melakukan olahraga saja, tapi juga harus bisa menjaga lingkungan di sekitar kita. Hal itu yang dilakukan oleh pasangan Nadine Chandrawinata dan Dimas Anggara yang kerap hadir sebagai pasangan yang peduli terhadap lingkungan. 


Nadine sendiri pernah menjadi Puteri Indonesia tahun 2005 dan juga Puteri Indonesia Lingkungan serta Puteri Indonesia Pariwisata di tahun yang sama. Bagi Nadine dan Dimas, lingkungan itu mencerminkan kesehatan kita dan harus dijaga bersama-sama. 


“Kita hidup di alam bebas dan lingkungan itu yang akan mencerminkan kesehatan kita. Kalau lingkungan bersih pasti kita akan sehat begitu juga sebaliknya,” jelas Dimas. 


Sementara Nadine beranggapan jika lingkungan itu seperti kita makan nasi, yang menjadi konsumsi wajib orang Indonesia. “Jadi kita memang harus menjaga lingkungan dengan mengubah pola hidup kita jadi lebih bersih dan sehat.”




Bagi Nadine, di keluarganya menjaga kebersihan lingkungan itu sudah dimulai sejak kecil, dari membersihkan kamar sendiri agar tahu seberapa banyak sampah yang kita produksi setiap hari. 


“Keluarga kita berdua selalu mengajarkan budaya Indonesia yang menjaga lingkungan, meskipun kita berdua suka traveling. Punya rumah panggung tapi di bawah rumah panggung itu bersih, tidak ada sampah plastik,” jelas Nadine.


“Sekarang kita punya keluarga baru dan kita mulai menerapkan ke keluarga baru kita ini. Dengan memilah yang sederhana dulu, seperti sampah basah dan kering kita pisah. Di komplek kita juga penghijauan. Kemudian kalau ke luar rumah kita bawa tumbler sendiri, bawa sedotan sendiri, jadi tidak memproduksi sampah plastik. Memang agak susah sih, tapi harus kita biasakan.”


Bagi Dimas, selain menjaga lingkungan sekitar rumah kita juga harus peka terhadap lingkungan di mana kita tinggal. Seperti di Jakarta yang tingkat polusinya termasuk salah satu kota dengan polusi udara tertinggi di dunia. Menurutnya itu harus sama-sama kita benahi. 




“Polusi di Jakarta memang karena lagi banyak pembangunan infrastruktur. Jadi wajar kalau polusi di Jakarta meningkat. Tentunya kalau sudah selesai semua pembangunan ini pasti polusi kita juga akan turun. Karena saya yakin masyarakat Indonesia jauh lebih baik, dan peduli dengan kesehatan mereka sendiri,” ujarnya.


Nadine pun sependapat dengan suaminya, apalagi menurutnya sekarang ini sudah banyak perusahaan swasta seperti Mitsubishi dengan kampanye “Start Now Project” yang mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. 


“Kita semua harus ikut Start Now Project, karena tidak memandang umur, gender, profesi, untuk peduli terhadap lingkungan. Kita semua harus ikut, karena kita harus mencintai lingkungan kita,” jelas Nadine. 


Mobil Listrik Menjadi Solusi 


Untuk menurunkan tingkat polusi di Jakarta, memang yang utama itu datang dari asap kendaraan bermotor. Tapi menurut Dimas, ada solusi untuk itu dengan beralih menggunakan mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik plug-in hybrid. 


Menurut pasangan muda ini, dengan hadirnya Mitsubishi Outlander PHEV ini jadi solusi menurunkan polusi. “Outlander PHEV bisa banget menurunkan polusi. Karena perubahan era, di mana teknologi semakin canggih dengan adanya PHEV ini atau plug-in hybrid itu jauh menurunkan pencemaran polusi dari kendaraan itu sendiri. Jadi ini perlu dan penting banget sih,” jelas Dimas. 


Apalagi Dimas dan Nadine merupakan tipe pasangan yang suka traveling keliling Indonesia, di mana mobil SUV adalah pilihan yang paling pas. Sehingga Mitsubishi Outlander PHEV ini memang pilihan yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk menjaga lingkungan mereka. 


“Kalau mobil hybrid ini semua jenis mobil itu cocok aja, tapi bagi kita berdua paling cocok itu SUV. Karena kita kan suka jalan-jalan, medan di negara kita kan banyak yang memacu adrenalin, banyak jalan yang kurang bagus kalau ke daerah-daerah. Jadi SUV 4x4 itu yang paling benar,” ungkap Dimas. 




Nadine pun menyetujui pilihan Dimas karena menurutnya dengan Mitsubishi Outlander PHEV ini mereka tidak perlu bingung memikirkan infrastruktur charging station ketika harus melakukan road trip. Mitsubishi Outlander PHEV ini masih memiliki mesin yang berfungsi sebagai generator jadi lebih banyak untungnya dengan mobil PHEV ini. 


“Makanya dengan adanya Outlander PHEV ini bisa dibilang kalau kita road trip tidak perlu berhenti-berhenti. Karena udah ada generatornya kan, jadi tidak perlu sering isi bensin. Jadi lebih mudah kita kalau jalan ke pelosok-pelosok, tidak perlu khawatir kalau kejauhan harus cari SPBU untuk isi bensin,” tukas Nadine. 


Dengan mobil PHEV ini sebenarnya menjadi solusi yang tepat untuk Indonesia, mengingat infrastruktur carging station belum memadai. Tapi masih ada mesin bensin yang menjadi generator sehingga bisa mengisi baterai untuk menggerakkan motor listriknya.


“Untuk charging station tidak perlu banyak, tapi ada paling tidak fasilitas ini ada di SPBU. Jadi bisa untuk semua jenis mobil. Apalagi SPBU di Indonesia juga besar-besar, jadi bisa tuh disediakan charging station,” beber Dimas. 




Dimas dan Nadine pun sangat senang bisa diberikan kepercayaan lebih untuk berbicara tentang lingkungan dan kendaraan Mitsubishi Outlander PHEV. 


“Bisa dibilang mobil Outlander PHEV ini jadi pionir di Indonesia. Kami berdua bisa berbagi dengan masyarakat yang mungkin masih awam adanya PHEV ini. Tapi nantinya akan berguna bagi generasi penerus. Memang perkembangan untuk ini sangat panjang, tapi Mitsubishi sudah jadi pionir. Mudah-mudahan ke depannya ada yang mengikuti. Hebat untuk Mitsubishi sudah berani melangkah ke era ramah lingkungan,” ujar Nadine.


Untuk Mitsubishi Family ini adalah sebuah inovasi dan perubahan untuk Indonesia yang lebih bagus dan maju lagi dan akan membuat Indonesia lebih baik lagi. “Jadi dari saya sendiri terima kasih untuk Mitsubishi karena telah memperkenalkan teknologi canggih Outlander PHEV ini di Indonesia.”