Mudah dan Aman Membawa Sepeda di Mobil Ala Rifat
Bersepeda rupanya menjadi salah satu pilihan kegiatan olahraga dan transportasi paling diminati dan menjadi tren sejak pandemi Covid-19. Terutama di daerah perkotaan, mungkin seringkali Mitsubishi Family melihat pesepeda berseliweran di jalan raya pada pagi dan sore hari.
Bahkan banyak juga masyarakat yang membawa sepeda mereka dengan kendaraan lain untuk gowes bareng di pusat kota. Tentunya Anda akan membutuhkan kendaraan yang lega untuk bisa memuat sepeda di mobil.
Hal ini juga dilakukan oleh Rifat Sungkar dan menjadi rutinitas baru di kala tidak ada agenda balap untuk tahun ini. Saat ini Rifat selalu bersepeda di pagi hari, karena suasana yang masih sepi dan juga udara yang bersih dan segar menurutnya.
“Kalau menurut saya saat terbaik atau golden hour untuk main sepeda itu ya jam 6 sampai jam 8 pagi. Karena kalau sudah di atas itu tidak enak, selain cuacanya sudah semakin panas juga jalanan sudah mulai ramai. Kalau pagi itu mungkin kendalanya cuma hujan saja,” ujar Rifat.
Pria yang juga brand ambassador untuk Mitsubishi di Indonesia ini biasanya berangkat dari rumah jam 5 pagi untuk bersepeda. Tapi Rifat tidak gowes dari rumah, tapi menggunakan mobil Mitsubishi kesayangannya untuk membawa sepeda ke tempat kumpul untuk bersepeda bersama teman-temannya.
Sebenarnya ada banyak cara untuk membawa sepeda dengan mobil, bisa di dalam kabin, di belakang mobil, di bagasi atau bahkan di atas mobil. Tapi memang cara yang paling aman dan ideal adalah dengan memasukkan sepeda ke dalam mobil.
Cara ini yang juga dilakukan oleh Rifat dengan membawa sepedanya di dalam kabin Mitsubishi Pajero Sport atau Mitsubishi Xpander miliknya. Rifat sendiri bersepeda dengan menggunakan jenis sepeda road bike atau sepeda yang digunakan di jalan raya.
Ukuran sepeda ini tergolong besar, berbeda dengan sepeda lipat yang bisa ringkas dan mudah untuk masuk ke kabin mobil. Tapi dengan mobil SUV atau MPV, jenis sepeda milik Rifat ini tetap dapat dengan mudah masuk ke dalam kabin.
“Kalau bawa sepeda di mobil, memang paling enak dengan mobil SUV atau MPV. Pakai Xpander itu sudah paling enak untuk bawa sepeda, karena muat tanpa perlu lepas ban. Sepedanya tinggal ditidurin saja. Begitu juga dengan Pajero Sport, sepeda saya mudah masuk ke dalam kabin,” jelasnya.
Untuk memasukkan sepedanya ke dalam kabin mobil, hanya tinggal melipat bangku baris ketiga dan juga baris kedua saja. Setelah itu sepeda berukuran besar sekalipun dapat masuk tanpa masalah. Apalagi untuk sepeda lipat, tidak perlu sampai melipat kursi baris kedua.
“Untuk masuk ke dalam kabin Xpander itu sepeda road bike posisi berdiri bisa masuk dengan mudah. Kalau di Pajero Sport bisa juga asal jok sepedanya bisa diatur ketinggiannya, karena atapnya lebih rendah dari Xpander,” beber Rifat.
Lalu bagaimana kalau membawa sepeda di atas mobil atau di belakang? Menurut Rifat cara itu masih bisa dilakukan, hanya saja perlu kewaspadaan yang lebih dari sisi pengemudi.
“Bisa-bisa saja bawa sepeda di atas atau di bagian belakang mobil dengan rak khusus sepeda. Tapi kalau sepeda di taruh di atas itu agak riskan untuk kondisi jalanan di sini. Karena hambatannya agak banyak, takut-takut nanti tersangkut pohon atau apalah, terus belum lagi kalau jalanan rumahnya banyak portal,” ungkap Rifat lagi.
Sementara kalau di bagian belakang mobil, Rifat menjelaskan kalau sekarang ini panjang sepeda umumnya lebih panjang dari lebar mobil itu sendiri. Jadi akan lebih susah, karena harus melepas kedua ban sepeda terlebih dulu.
Menghadapi Pesepeda di Jalan Raya
Meskipun Rifat selalu menghindari bersepeda di jalan raya yang padat, tapi dirinya juga tidak bisa mengelak ketika mengemudi di jalan dan bertemu dengan rombongan pesepeda ini. Menurutnya sebagai sesama pengguna jalan harus saling menghargai.
Selain infrastruktur jalan di Indonesia yang belum sepenuhnya mendukung dengan banyaknya jumlah pesepeda apalagi seperti sekarang ini yang sedang meningkat trennya, menurut Rifat kita semua harus saling berbagi jalan.
Dirinya mencontohkan kalau di Australia itu ada kampanye tentang berbagi dengan pesepeda di jalan raya. Kampanye one meter matters, yang artinya antara kendaraan yang menggunakan mesin sama yang tidak menggunakan mesin itu harus menjaga jarak keseimbangannya sejauh satu meter.
“Hal ini untuk antisipasi ketika tiba-tiba mobil berhenti, atau tiba-tiba mobil buka pintu, jadi sebelah-sebelahan itu harus satu meter jaraknya. Bukan depan-depanan ya,” jelasnya.
Nah hal seperti itu yang agak sulit untuk diterapkan di sini, mengingat kondisi jalannya juga tidak banyak yang lebar. Jadi sebaiknya memang harus sama-sama saling mengerti, kalau yang naik sepeda tidak bergerombol sampai menghabiskan lebar jalan, dan yang naik mobil atau motor juga harus menjaga kecepatan ketika bertemu dengan rombongan sepeda.
“Kalau di sini mesti diperhatikan benar karena ya itu tadi, antara infrastruktur sama jumlah pesepeda itu tidak seimbang. Tapi kan tidak bisa juga kita membatasi jumlah satu sama lainnya,” pungkas Rifat yang mengaku setelah main sepeda ini bentuk tubuhnya mulai mengecil.